29 December 2014

Edisi Mudik : Musium kereta api ambarawa, sulitnya mencari informasi sejarah musium..


Musium kereta api ambarawa terletak dikota ambarawa, Jawa Tengah. Musium ini merupakan stasiun ambarawa yang telah ditutup tahun 1970, hingga akhirnya dijadikan musium pada tahun 1976 oleh gubernur Jawa Tengah, Soepardjo Rustam. Yang menjadi daya tarik dari musium ini yaitu keberadaan lokomotif uap B2502 dan B2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen, yang sampai saat ini masih beroperasi sebagai kereta wisata yang melayani rute Ambarawa-Tuntang PP.

Awalnya gw kesini pengen nyobain naik kereta wisata yang ditarik oleh lokomotif uap B2502 atau B2503 ini dengan rute Ambarawa-Tuntang. Namun ternyata kereta wisata ini beroperasi ketika ada yang menyewa atau carter. Biasanya lokomotif ini menarik 2 gerbong kereta wisata yang berkapasitas 90 orang. Tarifnya pun lumayan mulai dari 5 juta s/d 10 juta rupiah, tapi kalo misalkan kita ada rombongan 90 orang pun ketemunya lebih murah mungkin. Dan  akhirnya niat gw untuk naik kereta wisata ini pun batal. Ya sudahlah, akhirnya gw cuma sightseeing aja di musium kereta api ambarawa ini yang menyimpan banyak lokomotif-lokomotif tua peninggalan hindia belanda.

Kesan pertama gw ketika berkunjung ke musium ini adalah kesulitan mencari tempat parkir, sebenernya bukan kesulitan sih, tapi gw nya yang gak tau tempat parkirnya. Karena tempat parkirnya terletak di samping musium yang letaknya agak jauh dari loket masuk musium ambarawa. tapi hal itu gak jadi masalah berarti buat gw, pertama kali masuk langsung berasa nuansa jaman dulunya. Di pintu masuk terdapat beberapa lokomotif tua diantaranya lokomotif B2502 dan B2503 yang masih aktif sebagai kereta wisata. Dan juga ada lokomotif seri D30124 yang mengingatkan gw sama film kartun Thomas. Sepertinya telah selesai dalam tahap peremajaan, hal ini terlihat dari warna cat yang masih terlihat cerah.

Jalan lagi kearah peron stasiun ambarawa, bangunannya masih terlihat kokoh dan terawat. Selain itu juga pemandangan disini tidak kalah eksotis, sisi kanan dari pintu masuk kita bisa liat gunung ungaran, dan disisi kiri kita bisa melihat view gunung merbabu dari kejauhan. Selain itu, karena letaknya dilereng gunung Ungaran, udaranya pun sejuk membuat gw betah berlama-lama disana.
Tapi sayangnya gw agak kesulitan untuk mendapatkan informasi disini, padahal dari segi infrastrukturnya disini terlihat terawat dengan baik, mulai dari peron dan banguanan stasiun serta rel bergeriginya yang masih terawat dengan baik. Banyak hal yang perlu ditambahkan supaya tempat wisata musium ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi pemerintah daerah namun juga bermanfaat bagi pengunjung khususnya anak muda untuk lebih bisa mengetahui sejarah dari musium ini.

Kenapa gw bilang seperti itu, kalo gw sieh sebagai pengunjung merasa rugi dengan harga tiket per orangnya 10 ribu, tapi begitu kita masuk Cuma foto-foto doank, tanpa tau seluk-beluknya. Dan ketika kalian ditanya “udah pernah ke musium kereta api ambarawa? sejarahnya gimana ya?” nah, sejujurnya gw gak bisa jawab ketika mungkin ada salah satu temen gw yang bertanya demikian. Untuk itulah kenapa informasi sangat penting untuk wisata sejarah seperti ini, seperti halnya di lawang sewu, kalau disana mungkin udah terkelola dengan baik dengan adanya pemandu wisata yang menawarkan jasanya kepada setiap pelanggan yang datang.

Berikut Kekurangan dari musium kereta api ambarawa,

Tidak adanya pemandu

Pemandu dalam sebuah objek wisata sejarah seperti musium kereta api ambarawa mutlak perlu sebagai sebagai salah satu sarana penunjang bagi pengunjung untuk bertanya hal-hal yang tidak diketahui oleh pengunjung. Seperti sejarah dan asal muasal stasiun ambarawa dahulu, juga bertanya tentang peralatan yang digunakan dalam perkeretapian. Jadi selain foto-foto yang didapat oleh pengunjung, pengunjung juga bisa sekaligus belajar tentang sejarah perkeretaapian di Indonesia dan diharapkan bisa menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap sejarah bangsanya sendiri.

Tidak ada selebaran atau peta wisata.

Flyers atau peta wisata tidak disiapkan, selain jasa pemandu, flyers ini juga berfungsi sebagai pusat informasi bagi pengunjung. Jika ada hal-hal yang tidak dimengerti oleh pengunjung dari informasi yang di peroleh dari flyers bisa ditanyakan kepada pemandu yang tersedia diobyek wisata tersebut. Nah peta wisata juga bisa disertakan dalam flyers tersebut, supaya pengunjung tau darimana mereka akan menjelajahi sudut musium untuk pertama kali.

Informasi mengenai lokomotif kurang mendalam.

Informasi mengenai lokomotif dalam musium kereta api ambarawa kurang mendalam, karena informasi yang disajikan di setiap lokomotif hanya berupa jenis lokomotif, tahun pembuatan, dan seri dari lokomotif tersebut. Tidak dijelaskan untuk apa lokomotif tersebut digunakan, serta bahan bakar yang digunakan untuk menggunakan lokomotif tersebut.

Tempat parkir yang kurang memadai.

Tempat parkir yang kurang memadai, kurang memadai disini seperti lahan parkir yang tidak terlalu luas dan berada dilahan lapang tanpa ada atap atau kanopi yang berfungsi sebagai pelindung bagi dari panas matahari maupun hujan bagi kendaraan yang parkir.

Kelebihan

Fasilitas mushola dan toilet gratis.

Fasilitas mushola dan toilet gratis di musium kereta api ambarawa merupakan salah satu kelebihan dari obyek wisata sejarah musium kereta api ambarawa. mushola dan toiletnya terawat dengan baik dan nyaman untuk digunakan.

Bersih, dan struktur bangunan masih dijaga dengan baik, begitupun dengan lokomotifnya.

Lingkungannya bersih, struktur bangunan masih kokoh dan dijaga dengan baik serta nuansa vintage masih terasa jika kita berkunjung kemari. Selain itu bangunannya yang masih masih terawat, lokomotif yang menjadi primadona musium kereta api ambarawa terlihat sangat terawat dan mempertahankan tampilan aslinya.

Petugasnya ramah.

Petugas yang berjaga diarea musim stasiun kereta api ambarawa terbilang ramah, mulai dari petugas parkir, penjaga loket hingga petugas yang bertugas didalam musium itu sendiri. mereka menunjukkan sikap ramah yang ingin sekedar bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui oleh pengunjung.


Terlepas dari semua kekurangan dan kelebihan musium kereta api ambarawa, seharusnya pemerintah daerah dan pusat bisa melihat sebuah peluang dengan dijadikannya stasiun ambarawa sebagai musium kereta api, untuk itu perlunya fasilitas/ infrastruktur untuk menunjang kenyamanan pengunjung. Bukan hanya dari faktor kenyamanan, faktor edukasi untuk pengunjung juga mutlak demi terciptanya masyarakat yang sadar dan bisa menghargai sejarah serta para pahlawannya.

Rejeki Anak Soleh : Pulau Perak

Rezeki anak soleh emang gak kemana? “Selalu ada jalan bagi hambanya yang berusaha”,”selalu ada hikmah dalam setiap kejadian yang kita lalui”, mungkin kata-kata tersebut cocok untuk menggambarkan apa yang gw alami. Yap gw mengalami fase dimana gw merasakan nikmat Tuhan yang diberikan kepada hambanya yang selalu berusaha dan selalu berfikir positif terhadap apa yang sudah digariskan oleh Tuhan. “Jadi, nikmat mana lagi yang kau dustakan”, kali ini gw akan ceritain pengalaman suka dan duka gw waktu jalan ke pulau Perak bareng temen sekelas gw yaitu Diska, Sadewo, Habibie, dan Kiky alias B-Genk (anak bawang). Begini nih ceritanya,

Pagi-pagi buta (baca : jam4 pagi) gw udah ngacir ke dermaga muara angke dari kediaman mas Rahman di Rawa Mangun. Yap malam itu gw bermalam dikediaman beliau (mas Rahman), hal ini dikarenakan pada malam harinya gw musti pinjem peralatan lenongnya (tenda, matras, dll)) mas Rahman. Trip kali ini bisa dikatakan mendadak karena terjadi miss komunikasi sama si Dewo, singkat cerita gw belom menyiapkan semua peralatan yang diperlukan untuk berkemah di pulau Perak, kepulauan seribu, sehingga gw harus keliling untuk cari pinjeman peralatan lenong.

Tepat jam 5 pagi gw udah tiba di dermaga muara angke dengan segala hiruk pikuknya, namun pagi itu gw rasakan hal yang berbeda dari biasanya. Biasanya gw kalo kesana pas weekend, dermaga ini sudah ramai dengan turis lokal maupun mancanegara yang ingin berlibur ke kepulauan seribu. Tapi karena gw dan temen-temen perginya pas weekdays, jadi suasananya pagi itu agak berbeda, pagi itu gw lihat Cuma ada beberapa kapal ojek yang sandar dan beberapa turis lalu lalang namun tidak begitu ramai, dan tidak semrawut seperti pas weekend.

Disana gw nyantai dulu sambil ngopi, sembari menunggu kedatangan temen-temen gw pada ngumpul untuk selanjutnya berlayar ke pulau harapan. pagi itu, tidak ada pikiran jelek dalam pikiran gw, gw hanya membayangkan keseruan-keseruan yang bakalan terjadi selama perjalanan ini. Karena kita bakalan buka tenda dipulau yang hanya dihuni oleh penjaga pulau, dan dalam benak gw, kita bakalan ngerasain nuansa “private island” yang sebenarnya. Cuma ada kita dan penjaga pulaunya aja.

Tak terasa senja pagi itu mulai terik menyinari hiruk pikuknya dermaga muara angke. Tapi temen-temen gw belum pada dateng juga. satu per satu kapal ojek tujuan kepulauan seribu mulai meninggalkan dermaga dan menyisakan satu kapal tujuan pulau harapan, dan itu kapal yang akan kita tumpangi. Perlahan pikiran gw mulai goyah ketika gw tau mereka terlambat berangkat 1 jam dari jadwal yang seharusnya. Dan imbasnya pagi itu kita ketinggalan kapal ojek yang menuju pulau harapan karena mereka (Dewo, Habibie, Dyska, dan Kiky) baru nyampe di dermaga muara angke jam 8 pagi sedangkan kapalnya berangkat setengah jam sebelumnya.

Tapi gw masih tetap tenang dengan keadaan itu. Karena kita masih ada 2 opsi yang bisa kita gunakan untuk menuju pulau harapan. pertama pake kapal pemerintah dari kali adem, dan yang kedua kita ikut kapal selanjutnya jam 10 atau jam 2 siang. Kalaupun 2 opsi itu gak membantu, mungkin gw dan temen-temen gw belum diijinkan untuk liburan bareng. Akhirnya kita jalan kaki ke dermaga kali adem untuk menggunakan jasa kapal pemerintah dari kali adem. “anda kurang beruntung, harap coba lagi”, gw hanya bisa berkata demikian dalam hati. Kita keabisan tiket di kali adem dan kapal yang berangkat hari itu Cuma 1 kali doank.

Oh iya, sebelumnya gw ada tips nih buat kalian yang ingin ke dermaga kali adem dari muara angke. Mendingan kalian jalan kaki untuk menuju dermaga kali adem, karena jarak antara muara angke dan kali adem sebenernya gak jauh kok. Cuma 10-15 menit kalian jalan kaki udah nyampe dermaga kali adem, kalian bisa jalan kaki lewat “pusat jajanan serba ikan”, tinggal lurus aja dari situ. Jika kalian kebingungan kalian bisa tanya warga sekitar.

kenapa gw merekomendasikan jalan kaki daripada naik ojek, karena jika kalian naik ojek kalian akan “digetok” dengan harga 10 rb/orang. Kalo menurut gw sih untuk jarak segitu bisa dibilang mahal, bukannya gw menghambat rejeki si tukang ojek ya, tapi harga segitu gak wajar cuy. Kalo menurut kalian wajar-wajar aja sih gak masalah dan mungkin juga kalian punya niatan untuk bantu tukang ojek tersebut juga gak masalah. Gw Cuma ngasih rekomendasi aja sih supaya kalian lebih tau dan bisa menyesuaikan budget kalian.

Dengan keadaan tersebut, kita belum nyerah, kita balik lagi ke angke untuk cari info kapal yang berangkat jam 10 ata jam 2 siang. Dan lagi-lagi hasilnya nihil. Hmm, waktu itu kita Cuma bisa pasrah deh pokoknya. Masak iya kita gak jadi sieh, ibaratnya pepatah nih ya “pulang malu, gak pulang juga malu”. Lah iya lah kalo pulang kita malu, udah pamit pengen liburan masak gak jadi, gak pulang pun kita malu masak ya mau nginep 1 malem diangke terus besoknya berangkat gitu.
Berawal dari sini nih, rejeki anak soleh itu datang. Mungkin ini jalan lain yang sudah digariskan oleh Tuhan buat kita, mungkin ini juga buah dari ketidakputusasaan kita, atau mungkin ini hanya sebuah keberuntungan semata. Ahh, hanya Tuhanlah yang tahu, kita sebagai hambanya Cuma bisa menikmati apa yang telah Tuhan berikan. Dan menurut gw ini lah yang disebut “selalu ada hikmah positif dalam setiap kejadian yang kita lalui” ini lah jalan lain yang diberikan Tuhan itu,

1. Dapat tumpangan kapal Nelayan
Kita kebetulan saat itu ngobrol sama mas Azis (tau bener apa gak, lupa), mas Azis ini bertugas untuk menampung/membeli ikan hasil tangkapan nelayan. Saat itu, kami direkomendasikan untuk menumpang kapal nelayan pulau kelapa 2, hingga akhirnya kami bertemu dengan bang Ardi, bang Armon, Dani, dan Pak Haji Kanda (kapten kapal) yang biasa dipanggil pak Haji. Setelah bernegosiasi dengan ABK nya, kita dijinkan untuk menumpang kapal tersebut ke pulau kelapa 2. Namun tentunya semua itu tidak gratis begitu saja. kami akan sangat iba jika kami sudah menumpang tapi tidak ada “feedback” nya dari kami. Kami mematok harga 50 ribu/orang, hal ini kami  lakukan sebagai bentuk terima kasih, karena sudah membantu dengan memberi tumpangan kepada kami sehingga kami tetap berangkat hari itu juga.

2. Dapet ikan Bawal murah meriah.
Rejeki kedua kami yaitu, kami bisa membeli ikan bawal yang masih segar (dari nelayan langsung) dengan harga yang murah. 50 rb kita bisa dapet kurang lebih 2 kg ikan Bawal segar dari nelayan yang baru pulang melaut. Nah loh, kok bisa? Yap, kalo kita yang beli mungkin gak boleh, tapi kalo yang beli sesama nelayan bisa lain ceritanya dan kalo beruntung mungkin tinggal ambil aja alias gratiss alias free. Biasalah solidaritas antar nelayan brohh. Itu namanya rejeki broh, rejeki anak soleh.

3.  Dapet tumpangan nginep 1 malem gratis.
Rejeki yang lainnya lagi adalah dapet tumpangan nginep 1 malem gratis di pulau kelapa 2. Hari itu kita berangkat dari muara angke jam 1 siang dengan menempuh 5 jam perjalanan ke pulau kelapa 2 yang bersebrangan dengan pulau kelapa dan juga pulau harapan. Kita tiba di dipulau kelapa 2 jam 5 sore, karena gw waktu itu mabok laut tapi belom sampe jackpot yak. gw minta sama temen-temen gw untuk melanjutkan perjalanan ke pulau  perak besok pagi sekalian snorkling. Udah gak tahan naek kapal gw waktu itu, 5 jam terombang-ambing dilautan dan masih harus jalan lagi ke perak, aduhh gak kuat deh gw. Awalnya mereka kekeuh pengen langsung lanjut ke perak, tapi gw coba untuk yakinin mereka dengan alasan-alasan yang bisa menguatkan mereka untuk bermalam dipulau kelapa 2. Kami bermalam dirumah pak Haji Kanda waktu itu, keluarga pak Haji sangat ramah kepada kami.

4. Dapet sodara baru
Masih adalagi nih rejeki anak soleh, kita akhirnya dapet sodara baru di pulau kelapa 2, pak Haji Kanda yang sudah mau menampung kita 1 malam dirumahnya, bang Armon yang membantu dan menemani kami selama disana (pulau kelapa 2), pak Tibe yang sudah mengantar kami snorkling dan keliling pulau disekitar pulau harapan, bang Ardi, bang Dani, bang Ipank yang mau menjadi guide kita. Ahh, gw merasakan sebuah keluarga yang besar disini, di pulau kelapa 2 yang mayoritas penduduknya merupakan keturunan bugis, mereka begitu hangat kepada kami. Kami bisa merasakan yang namanya kue bugis yang cocok sekali jika dihidangkan dengan teh manis hangat, kue cumi, dan juga nasi uduk pulau kelapa 2 yang rasa gurihnya gak kalah dengan buatan orang sunda, itu menurut gw, gak penting juga buat gw siapa yang buat tapi yang pasti gurih-gurih nyoyy cuy nasi uduknya.

Dan masih banyak lagi rejeki yang lainnya mulai dari pemandangan bawah laut pulau kayu angin yang mempesona, bisa berenang bersama Nemo dan ini pengalaman pertama gw bisa melihat Nemo secara langsung, dan yang pasti kebersamaan bersama teman-temen gw ini. Yap kita gak akan pernah tahu apa yang direncanakan Tuhan buat kita, jangan pernah berpikir Tuhan tidak adil ketika kita tidak bisa mendapatkan yang kita inginkan atau ketika kita gagal dalam suatu hal. Percayalah Tuhan itu tau mana yang terbaik untuk hambanya. Dan Tuhan tidak akan mengubah takdir seseorang melainkan dirinya sendiri lah yang harus berusaha untuk mengubahnya. So, prepare your backpack n lets traveling :)