29 June 2013

Goes to Gede Mountain




Pendakian aselole gunung Gede 26-28 April 2013

Puang kuliah jam 9 malem langsung aja bergegas  menuju terminal kampung rambutan. Perjalanan dari Cikarang ke Jakarta membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam di malam hari dengan estimasi jalanan yang sepi dan juga lancar tanpa ada macet. Sekitar jam 10.15 aku tiba di terminal kp. Rambutan, keparkirkan motor ku di pintu masuk terminal kp. Rambutan. Penjaga parkir udah tau pendaki yang ingin menitipkan motornya di kp Rambutan. Ketika sampai disana langsung ku parkirkan motor dan menitipkan helm, dan biasa dikenakan tarif Rp 20.000 dari mulai jumat malem sampai minggu malem. Selesai urusan parkirnya langsung aja menghubungi anak-anak yang lain, ternyata oh ternyata baru mas Bayu yang udah stand by di depan terminal. Sementara novi CS sedang makan sedangkan rozi CS baru tiba tak berapa lama setelah aku tiba disana.
setelah semuanya berkumpul dan selesai berkenalan satu sama lain, akhirnya kita berangkat ke Cibodas menggunakan bus Doa Ibu. Tarif dari terminal kp. Rambutan ke Cibodas biasanya Cuma Rp 15.000 dengan jarak tempuh yang memakan waktu kurang lebih 2 – 3 jam. 


Sleeping Time

Jam 11.30 kami berangkat dari terminal kp. Rambutan menuju Cibodas, sekitar jam 02.30 pagi kami tiba di pertigaan Cibodas. Sebelum kami naik ke atas, menuju ke atas kami sempatkan untuk membeli logistik yang belum lengkap seperti minyak, nugged, dan juga air minum. Setelah semua di rasa cukup dengan menggunakan angkot kami menuju pelataran parkir taman Cibodas. Untuk kemudian kami tiba di depan warung kang iddi dan singgah disana untuk rebahan sambil menunggu pagi. Untuk rebahan disana kita akan dikenakan biaya sebesar Rp 5000/malam/orang. Disana kami rebahan untuk istirahat dan juga repacking kembali barang bawaan kami. Akhirnya sekitar jam 5 pagi setelah selesai sarapan dan sholat subuh, kami berangkat untuk menuju pos registrasi dan selanjutnya trekking menuju pos kandang badak pos yang kami gunakan untuk mendirikan tenda.
Sebelum Perang :)

Sekitar setengah jam kami berjalan untuk menuju pos registrasi dari pelataran parkir taman cibodas. Sampai disana segera aku menyerahkan tiket masuk dan yang lainnya. Oh ya disini nanti kita akan ditanya tentang peralatan yang kita bawa, apabila membawa pisau dan gunting atau yang lainnya selagi itu benda tajam tidak boleh di bawa sampe keatas. Dan juga yang membawa sabun, sampo, dan odol bisa dititpkan di pos ini. Setelah selesai mengurus perijinan kami melanjutkan menuju pos pertama di pos Cibeureum, sampai disana kita bertemu dengan rombongan kang Denz yang berjumlah hingga 40 orang. Hmm, jumlah yang tidak sedikit. Sampe pos cibeureum ketemu rombongan kang denz. Istirahat sebentar disana sembari mengobrol dengan yang lain, disana juga ketemu sama kang Jo temen nanjak papandayan kemaren he he. Ternyata dunia tuh sempit yakk, tiap kali jalan pasti ketemunya itu lagi itu lagi bosen jadinya ha ha ha. Setelah selesai istirahat kami melanjutkan perjalanan trekking menuju Kandang badak.
Di perjalanan mbak nunu dan nurul kuadrat mulai terlihat drop. Sempat mereka merengek ingin turun lagi, dan selalu bertanya masih berapa lama lagi kita sampai disana. Maklum lah, mereka kan baru pertama ini hiking. Jadi aku dan yang lain mencoba untuk menyemangati mereka untuk tidak putus asa, sekaligus sedikit memberikan “harapan palsu”. 
Muka-muka Galau :-p

Lalu setibanya kita di pos air panas, kita mencoba untuk sejenak melepas lelah, sembari membuka camilan yang ada. Lumayan untuk tambah tenaga, di situ kami mencoba untuk membagi 2 tim 1 tim dibelakang menemani yang lain dan 1 tim lagi duluan untuk menuju kandang badak sekaligus nge take tempat untuk mendirikan tenda. Karena melihat kondisi yang lain sudah mulai kelelahan dan faktor jumlah pendaki yang tidak sedikit. Akhirnya tim yang duluan ke kandang badak yaitu saya dan mas Bayu. Segera kami berdua meninggalkan yang lain untuk menuju kandang badak. Awal perjalanan kami masih segar, tapi begitu tiba di kandang batu dan mulai naik ke atas badan terasa lemas. Kami lebih sering beristirahat, hingga pada akhirnya kami membuka logistik yang ada untuk makan siang. Baru kami masak mie, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Segera kami menyelamatkan carier dan mendirikan fysheet untuk berteduh dan juga masak. Setelah kami masak, tak disangka ternyata tim 2 yang tadi kami tinggal telah tiba di tempat kami memasak. Langsung saja kami buatkan air panas dan susu untuk mereka supaya bisa menghangatkan badan mereka. Selain itu kami juga membuat bihun sebagai santap siang kami. Hujan reda, kami packing kembali dan segera melanjutkan perjalanan. Ternyata pos kandang badak tidak terlalu jauh dari tempat kami beristirahat. Hanya 30 menit kami berjalan, akhirnya tiba lah kami di pos kandang badak. Ternyata disana sudah ramai dan penuh oleh tenda pendaki-pendaki yang telah tiba duluan disana. Segera kami mencari tempat yang cukup untuk mendirikan keempat tenda kami, kudirikan satu tenda untuk yang cewek ganti baju nya yang basah. Hingga tak berapa lama brando datang dan memberi tahu kami tempat yang pas untuk mendirikan tenda. Akhirnya berdasarkan rundingan bersama, kami memutuskan pindah ke tempat yang lebih aman dengan pertimbangan faktor tanah dan juga cuaca. Karena tempat yang kami dirikan tenda, tempatnya miring dan bila hujan tiba ditakutkan tempat tersebut menjadi aliran air. Semua yang laki-laki segera membawa tenda yang belum sempat didirikan, kami membawa tiga tenda dan yang perempuan stay ditenda untuk ganti pakaian. Selesai kami mendirikan tenda hujan pun turun dengan derasnya, akhirnya kami semua masuk dalam tenda masing-masing untuk berteduh. Lama kami menunggu hujan, hingga pada akhirnya mas bayu turun ke bawah dan membawakan kami nasi uduk. Lumayan lah untuk menambah energi. Kami pun segera menyusul yang lain ke bawah dan membawa semua perlengkapan yang ada di bawah termasuk bongkar tenda yang telah kami dirikan tadi. Akhirnya jam 6 sore kami pun selesai mendirikan tenda dan bersiap untuk masak-masak.
Ibu-Ibu PKK

Akhirnya malam itu kami habiskan untuk masak-masak ria dan juga berbincang dengan yang lain hingga pada akhirnya kami terlelap dalam tenda kami masing-masing. Sekitar jam 4 pagi kami bangun, ternyata masih hujan hingga kami pun melanjutkan kembali untuk tidur dan menunggu hujan reda. Hujan reda sekitar jam 7 pagi, semuanya keluar dari tenda dan masak sarapan pagi untuk persiapan summit. Setelah semuanya sarapan dan packing di 1 daypack yang berisi air dan makanan. Akhirnya mereka berangkat dan menyisakan aku untuk menjaga tenda. Tadinya mau ditinggal semua, tapi riskan juga akhirnya aku jadi volunteer untuk jaga tenda. Selagi mereka jaga tenda aku sendiri masak semua logistik yang ada supaya pas turun tidak terasa berat membawa kembali logisik yang ada. Pagi itu aku sendiri memasak nasi, mie, sayur yang kucampur dengan telor, dan juga sosis goreng. Pagi itu aku ternyata tidak sendiri, ada tupai dan juga seekor burung yang aku sendiri tidak tahu itu burung apa. Cuek aja, selagi kita tidak mengganggu pasti mereka juga tidak akan nge ganggu.
Mencoba untuk bereksplorasi dengan bahan-bahan yang ada he he. Supaya ketika mereka tiba semuanya sudah siap dan tinggal santap. Toh supaya tidak memakan waktu lagi ketika mereka datang harus masak lagi untuk santap siangnya. Selesai masak, kutinggal istirahat lagi ditemani musik dari handphoneku hingga akhirnya aku pun terbawa suasana pagi itu yang sejuk dan akhirnya terlelap. Sekitar jam 12 siang akhirnya mereka tiba di tenda istirahat, makan, dan juga sambil menceritakan kembali pengalaman mereka selama di puncak tadi. Selesai makan kita bongkar tenda dan packing ulang.



Hasil mereka muncak
Sekitar jam 14.50 akhirnya kami pun turun ke cibodas dan sebelumnya kami berdoa dulu untuk keselamatan kami dijalan. Untuk jalur turun ini kami tidak menemui masalah apa pun, mbak nunu dan nurul yang pas berangkat terlihat tidak bersemangat kini mereka turun dengan raut wajah yang gembira dan suka cita setelah terhipnotis oleh eksotisme puncak gunung gede. Dari kandang badak ke pos kandang batu kami lewati dengan lancar, hingga tiba di pos air panas kami harus mengantri untuk melewati pos ini. Dikarenakan banyaknya pandaki dan trek nya juga lumayan licin sehingga para pendaki harus berhati-hati untuk melewati air panas ini.
Akhirnya nongol juga
muka-muka ceria

Namun itu semua tidak menjadi kendala berarti buat kami, kami saat itu turun dengan penuh keceriaan. Karena sudah berhasil menaklukkan puncak gunung Gede kecuali aku sendiri he he he. Setelah pos air panas kami beristirahat sejenak hingga pada akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan. Di sana aku sempat bertemu pendaki termuda yang aku temui disana, sempat aku minta foto dengannya bersama ayahnya juga. Salut aku melihat kegigihannya untuk menuju puncak, yang ada diwajahnya hanya lah wajah keceriaan walaupun wajah ayahnya tak seceria anaknya ha ha. Ayahnya terlihat mengalami cedera di kakinya. Tapi aku salut dengan bapak dan anak ini. Aku pun masih belum terpikirkan untuk mengajak serta adikku terjun ke hobbi ku naik gunung ini.
Agak nge blur . . .

Sebelum sampai di pos cibeureum tiba-tiba kakinya yana terkilir hingga membuatnya terjatuh. Beruntung saat itu ada pendaki lain yang bisa memijat. Yana pun dipijat kakinya dan diolesi salep otot. Hingga sekitar pukul 18.00 kami tiba di pos cibeureum, dan beristirahat disana sekalian menunggu maghrib. Dan sekitar pukul 18.30 kami melanjutkan perjalanan kembali. Saat itu sudah banyak yang lelah dan drop. Hingga novi dan yana harus di dampingi. Dan saat itu aku berinisiatif membawakan daypack nya yana karena melihat kondisinya yang tidak memungkinkan turun dengan membwa beban yang berat. Akhirnya aku tinggal mereka di belakang, dan aku pun tiba dibasecamp sekitar pukul 20.00 disana sudah ada mbak nunu dan yang lain telah menunggu. Langsung kuturunkan carier dan daypack nya yana segera aku melapor ke pos TNGP hingga tak berapa lama yana dan yang lain telah tiba dan bergabung dengan kami. Ternyata semua peserta perempuan mempunyai problem yang sama dengan kaki mereka masing-masing. Yaitu kakinya lecet hingga jalannya pun seperti orang yang pincang ha ha ha. Istirahat kami disitu cukup lama untuk memulihkan tenaga dan tak disangka handphone nya rozi juga jatuh dan hilang ketika turun ke bawah. Tapi pada akhirnya kami pun segera turun ke pelataran parkir cibodas dan segera pulang mengingat waktu nya sudah larut malam.
Pengalaman yang mengesankan, semuanya tentang perjalanan ini, jatuh bangun, kehujanan, kedinginan, rasa lelah dan letih tidak sebanding dengan apa yang kita raih. Dari perjalanan ini kita belajar untuk membangun sebuah keluarga kecil, membangun kebersamaan yang terjalin selama perjalanan, dan tentunya juga bagaimana kita bisa mengontrol ego kita masing-masing.
Selesai.

enjoy the Situ Gunung Lake and Sawer Waterfall



Kamping ceria situ gunung 20-21 April 13
Sabtu sore sekitar pukul 15.00 WIB telfonku berdering karena ada message yang masuk, ku baca ternyata sms dari bowo. Ku baca ternyata kita jadi touring ke situ Gunung setelah kemaren seempat nge gantung. Karena si bowo yang masih kerja hari sabtunya tiba-tiba aja ngabarin dadakan kaya begini. Tapi ya udah lah, berangkatttt kita . . . . 
Karena waktu dikabarin lagi di rumah sakit nengokin istri temen yang habis melahirkan. Akhirnya sekitar jam 17.30 berangkat deh ke Jakarta dengan agak tergesah-gesah dan ngebut dikit he he he padahal janjian sama bowo berangkat jam setengah 7 sehabis manghrib. Dan sepertinya biasanya perjalanan dari bekasi ke Jakarta gak semulus yang dibayangkan. Sampe di pulo gadung udah kena macet panjang banget, gak nahan dah pokoknya. Butuh perjuangan ekstra untuk bisa mencapai titik temu sama Bowo dan Siska diLenteng Agung.Akhirnya jam 21.30 ketemu bowo ma siska di pertigaan lenteng agung. Dari situ kita menuju kerumah haries temennya bowo, jadi kita berangkat ke situ gunung berempat aku, Bowo, Siska, dan Haries pake 2 motor. Tapi sebelum ke rumah haries, kita cari spirtus dulu untuk bahan bakar kompor kita selama di situ gunung. Sebenernya cari spirtus itu menjadi tanggung jawabku, karena sebelumnya Bowo udah pesan kepada ku untuk bawa spirtus. Jadi gak enak ma mereka L, udah muter-muter dari lenteng agung sampe ke depok masuk bengkel satu per satu sepanjang jalan selain itu juga mampir ke toko outdoor bahkan apotik pun kita sambangi berharap ada yang jual spirtus tapi tetep aja hasilnya nihil. Ya udah dari pada ntar kemaleman kita putuskan untuk jemput haries di rumahnya. Jam 22.30 berangkat dari tempat haries, keluar dari komplek rumah haries kita sempatkan lagi mampir ke bengkel siapa tau ada yang jual. Dan ternyata bener aja, akhirnya kami pun bisa bernafas lega karena kami sudah mendapatkan apa yang kami cari. Setelah semua nya udah lengkap berangkat deh kita ke Sukabumi dengan semangat yang menggebu-gebu. Dari depok sampe bogor kita lalui dengan perjalanan santai, tapi setelah melewati jalan raya bogor-sukabumi kita langsung tancap gas. Aku berpikir treknya alus kayak dari depok ke bogor, tapi ternyata salah karena baru tancep gas aja motor udah ngehajar lubang membuat saya dan siska lumayan kaget. Tapi mau gimana lagi haries dengan motor gedenya langsung meninggalkan kami di belakang, jadi mau gak mau kami harus segera menyusul mereka. Segera saja langsung kutancap gas, tidak berapa lama kami sudah berada di belakang motor haries. Karena kita jalan malem jadi kondisi jalan lumayan sepi, tapi meskipun sepi kami harus tetap waspada karena kami harus menghindari lubang selain itu kami juga BLANK tentang kontur jalan dari bogor ke Sukabumi. Ternyata jalanan dari bogor ke sukabumi parah, banyak lubang, dan aspalnya udah pada ngelupas. Tapi itu tak mengurangi semangat kami untuk melanjutkan perjalanan. Sekitar jam 01.30 pagi sampailah kita di pertigaan Cisaat, disitu kami menyempatkan diri untuk mengisi perut terlebih dahulu. Kita makan di warung nasi uduk,maklum sebelum berangkat perut kita belum diisi. Setelah makan dan beristirahat sebentar, kami kembali melanjutkan perjalanan. Menurut info yang kami dapat dari si Bapak tukang nasi uduk perjalanan dari cisaat ke situ Gunung sekitar 30 menit lagi. Sekitar jam 02.30 pagi sampailah di situ gunung park, parkir motor, jalan sebentar ke camping ground situ gunung. Kami langsung buka tenda, buat minum hangat dan tidak berapa lama langsung masuk tenda untuk beristirahat dan eksplor situ gunung esok paginya.
Sekitar jam 08.00 pagi aku bangun dan langsung buka logistik, nyalain kompor trus masak air buat bikin kopi dan mie instan untuk sarapan. aku gak sendiri untuk urusan memasak sarapan pagi itu, tak berapa lama siska terbangun dan membantu saya untuk meyiapkan sarapan.


Pagi hari dari dalam tenda

 Ditengah keasyikan kami memasak sambil mengobrol tiba-tiba ada petugas datang menyapa dan menghampiri kami. Ternyata si bapak petugas ini meminta uang registrasi untuk buka tenda di camping ground tersebut. Disitu kami kaget bukan maen, karena harga yang di berikan pada kami adalah harga per orang yaitu sekitar Rp 26.500 / orang nya. Namun kami tidak menerima mentah-mentah begitu saja karena bagi kami harga segitu terlalu mahal. Akhirnya setelah melewati proses negosiasi, kami hanya mendapat harga hanya untuk 2 orang saja sekitar Rp 53.000. Lumayan mahal kan hanya beberapa jam aja disitu. setelah sarapan sekitar jam 09.30 pagi kami packing untuk selanjutnya eksplor danau situ gunung. Setelah semua beres dan masuk semua kedalam tas carier, langsung kita menuju pelataran parkir. Namun sebelum meninggalkan camping ground area kami sempatkan untuk foto berempat untuk dokumentasi. [foto]
Dari pelataran parkir, kita panasi dulu motor kita masing-masing lalu tak berapa lama kita langsung berangkat menuju danau situ gunung. Butuh waktu sekitar 10 menit untuk menuju pelataran parkir danau situ gunung. Tak berapa lama kami berjalan keindahan danau situ gunung pun mulai terlihat. Betapa indah dan tenangnya danau ini, tepat berada di bawah kaki gunung Gede-Pangrango dan di apit oleh perbukitan yang berdiri dengan gagahnya menambah keindahan mata kita memandangi pemandangan di danau ini. Selain tenang dan sepi, kesejukan udara di danau ini membuat kami betah berlama-lama disini.


Danau Situ Gunung
Foto sana dan sini, bernarsis-narsis ria mencoba menikmati keindahan alam yang telah Tuhan ciptakan. sedang asyik menikmati keindahan danau situ gunung pandanganku berpaling pada souvenir-souvenir yang di jajakan di pinggir danau tersebut. Kuhampiri untuk sekedar melihat-lihat, lalu yang lain pun menyusul. Mulai kupilih satu-persatu kerajinan tangan yang dibuat oleh kang Gunawan, orang Jakarta asli yang menikahi gadis desa situ dan menetap disitu. Aku memilih ukiran dari kulit pohon damar yang sudah tua. Untuk selanjutnya ku ukir nama “Neng Azizah” ya begitu lah tulisannya.

Cuma Gaya
Kenapa harus neng Azizah???aku pun gak tau tiba-tiba refleks kepikiran sama gadis yang satu ini untuk diberikan kepadanya sebagai oleh-oleh J selain buat neng azizah aku juga membeli kerajinan masih dari kulit pohon damar namun berbentuk muka seorang suku pedalaman yang menurutku bentuk nya unik dan cocok untuk di pajang di dinding kamar. Masih mencoba untuk menawar pada kang Gunawan untuk mendapatkan harga yang pas untuk 2 item handycraft ini. Dapatlah kesepekatan harga yaitu Rp 25.000 untuk 2 item yang berbeda ini. Harga yang pas untuk sebuah handycraft seperti ini. Kemudian tak lama pesanan ku pun segera dikerjakan oleh kang Gunawan. Tak butuh waktu lama untuk kang Gunawan mengukir nama yang sudah aku pesan. Sekitar 15 menit ukiran nama dari kulit pohon Damar pun selesai. Lama kami mengobrol dengan kang Gunawan, sharing tentang pengalaman hidupnya dan awal mula ia menekuni pekerjaan ini. Setelah berbicara panjang lebar kesana-kemari kami memutuskan untuk kembali ke pelataran parkir utama namun sebelumnya kita semua pergi kami sempatkan dulu untuk berfoto dengan kang Gunawan. 

Bersama kang Gunawan
Ki-ka : kang Gunawan, Siska, saya, Bowo, dan Harries

Setelah itu kami menuju pelataran parkir, di perjalanan kami menemui ular kecil ga tau ular apa namanya dan spontan si Bowo langsung mencoba untuk menangkap ular tersebut bersama dengan haries. Karena aku gak mau jadi korban keisengan dari mereka berdua, aku pun jalan duluan menuju pelataran parkir bersama dengan siska yang juga takut dengan ular. Sekitar jam12.30 siang kami balik lagi ke parkiran utama untuk menuju ke curug sawer. Baru berjalan sekitar 5 menit cuaca mulai tidak bersahabat, gerimis kecil dan lama-lama hujan deras pun turun membasahi kami berempat. Kami memutuskan untuk balik lagi, karena bila di lanjutkan tidak memungkinkan. Jarak tempuh menuju curug sawer sekitar 1 jam. Kami pun berteduh di warung yang ada di pelataran parkir, pesen teh anget untuk menghangatkan badan yang basah akibat kehujanan. Sambil menunggu hujan reda kami kembali melihat foto-foto kami sambil makan cemilan yang kami bawa. Setelah hujan reda, kami memutuskan untuk pulang. Namun tak begitu lama dari gerbang situ gunung bowo berhenti sebentar untuk mengajak kami ke curug sawer namun lewat jalur berbeda. Aku hanya mengiyakan ajakan tersebut, rugi juga donk jauh-jauh dari jakarta Cuma eksplor danau situ gunung. Tak berapa lama sampai lah kita di parkiran nya, namun ternyata bowo mengajak kami untuk mengendarai sepeda motor untuk menuju ke lokasi curug sawer meskipun tarifnya agak sedikit mahal dibandingkan kita memarkirkan motor kita lalu jalan kaki ke lokasi.
Ternyata oh ternyata treknya lumayan ekstrim juga, jalan setapak yang kontur jalannya masih berupa tanah dan dipinggirnya merupakan jurang serta jalannya juga licin karena abis diguyur hujan. Harus ekstra hati-hati untuk melewati trek ini. Tapi kami coba menikmati moment-moment ini, namun tidak dengan siska yang kelihatan dari mimik mukanya yang ketakutan he he he.
Sekitar setengah jam kami sampai pada ujung jalan yang sudah tak bisa dilewati dengan motor, jadi kami harus berjalan kaki untuk menuju curug sawer. Tak berapa lama kami berjalan mulai terdengar suara gemuruh air terjun tersebut. Sampailah kita di curug sawer, karena hari itu habis hujan jadi debit air nya deras sekali. Tak berapa lama kami mencoba untuk menikmati keindahan ini,lepas baju dan celana panjang hanya meyisakan celana kolor saja he he he.

Jembatan bambu sebelum curug sawer

Curug Sawer
Yang tadinya semangat jadi mulai ragu ketika kita mendekatkan diri kita ke kolam yang ada di air terjun karena hawa dinginnya menusuk tulang kami. Tapi aku sendiri mencoba untuk memberanikan diri untuk sekedar merasakan airnya. Hanya menyelam sekali untuk membasahi badan, setelah itu ya udah balik lagi ke tempat semula, gak tahan nahan dinginnya brrrr . . .
Tapi mendingan lah udah berani nyebur dari pada bowo dan haries yang cuma nampangin badan yang gak sixpack trus jadi modelnya deh deket air terjun ha ha ha. Begitu juga dengan siska, siska hanya menikmati nya dari kejauhan hanya menjadi juru foto kami doank.
Puas menikmati curug sawer kami pun bergegas pulang karena cuaca sudah mulai tidak bersahabat, petir saling bersahutan dan langit pun mulai gelap. Sebelum memulai kembali perjalanan ke parkiran utama, kami bersantap gorengan dulu untuk sekedar mengganjal perut. Baru deh kita jalan turun dengan jalur yang sama kita lewati tadi.

Trek ke Curug Sawer via Cinumpang.
Sampai di pelataran parkir utama jam 16.30, kami langsung tancap gas pulang ke jakarta. Namun sampe atas saya berhenti sebentar karena tadi saya melihat sesuatu yang unik dan membuat saya penasaran. Saya memutuskan kembali ke bawah untuk melihat-lihat, ternyata sesuatu yang unik itu adalah kerajinan tangan Tas yang bahannya adalah karung Goni. Sang pemilik biasa menyebutnya dengan sebutan tas Goni karena terbuat dari karung Goni.  Cukup lama saya dan siska melihat-lihat kerajinan yang di buat oleh pak Iwan, bentuk tas goni nya bermacam-macam mulai dari tas selempang dan tas gendong bahkan saya juga melihat rompi dari karung Goni. Ini merupakan karya seni yang patut di acungi jempol karena bahan yang di gunakan adalah limbah, mulai dari karung Goni dan accesories yang menghiasinya. Saking asyiknya memilih dan melihat karya pak Iwan, telfonku berdering karena bowo menelfonku mungkin khawatir juga mereka dengan kami. Akhirnya mereka kami suruh untuk kembali lagi ke pelataran parkir. Tak berapa lama bowo sudah sampai di tempat kami berada, kembali lagi aku meimilih mana yang akan aku beli. Karena disini semuanya membuatku tertarik. Akhirnya aku memilih satu, tas gendong yang di belakang nya di beri hiasan kain loreng seperti tentara. Pertama pak Iwan menawarkan harga nya kepada saya seharga Rp 150.000, seteah saya coba untuk menawar akhirnya mentok di harga Rp 75.000. dan perlu kalian ketahui ternyata pak Iwan ini sudah sering ikut acara pameran-pemeran untuk mempromosikan hasil karyanya. Biasanya dia mengikuti pameran di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar dan Jogja. Bahkan karyanya tersebut sudah menjadi ikon untuk kota Sukabumi. Setelah puas melihat-lihat, kami pamit pulang pada pak Iwan. 


Tas Goni
Di perjalanan pulang kami mampir di warung nasi prasmanan pinggir jalan untuk mengisi perut yang belum ketemu nasi seharian. Kami masuk, ambil piring, ambil nasi,dan ambil lauknya sendiri. Makan lah kami semua dengan lahapnya, entah karena emang laper atau emang menunya yang enak. Banyak sekali menu yang di tawarkan di warung nasi pinggir jalan ini, mulai dari jengkol, pete, tahu tempe, ayam, ati, ikan dan masih banyak menu lainnya. Setelah selesai makan kami bayar makanan kami. Saya kaget mendengar harga yang disebutkan oleh si ibu pemilik warung, masak nasi+pepes ikan mas Rp 30.000 aje gileeee. Bila di total semua makanan kami seharga Rp 97.000 dan dirata-rata per orang nya kena Rp 25.000 *udah di bulatkan.
Harga yang fantastis untuk sekelas warung nasi pinggir jalan, kaget bukan main tapi mau gimana lagi orang udah nyampe perut juga masak mau di keluarin lagi kan gak lucu. Kami bayar dengan mimik muka yang masih tidak percaya, tapi tak apa lah sebagai pengalaman juga. Tapi untuk kalian para backpacker menurut saya tempat ini tidak recomended untuk kalian. Mending makan di Restoran cepat saji sekalian dah kayak **fc kalo gak M***D. Yang udah jels kelihatan hargany berapa.
Sekitar habis maghrib kami melanjutkan perjalanan menuju kota Jakarta, sore itu gerimis jalan licin dan musti berhati-hati. Hingga tiba- tiba kami di salip oleh rombongan club motor, tak ingin meyia-nyiakan kesempatan kami pun berada di tengah-tengah mereka sehingga laju motor kami bisa dikatakan lancar. Mengapa demikian?karena jika club motor touring dia ada team pembuka jalan dan sweaper yang menjaga barisannya di posisi belakang. Kita tau lah gimana kalo club motor udah dijalanan. Cukup lama kami menjadi benalu di rombongan club motor ini hingga akhirnya kami terpisah karena rombongan club motor ini mampir untuk istirahat di SPBU.
Sampai lah kami di kota Bogor, waktu menunjukkan sekitar pukul 20.30 WIB.  Kami mampir sebentar ke SPBU untuk buang air kecil dan istirahat sebentar. Setelah itu kami melanjutkan kembali perjalanan. Sekitar jam 21.15 kita udah sampe di lenteng agung kediaman nya haries. Namun sebelum sampe di kediaman rumah haries ada cerita seru yang mewarnai perjalanan kami dari Bogor hingga Depok. Di jalan saya dan bowo kebetulan kami sang Ojekersnya kejar-kejaran dengan motor ber CC tinggi. Awalnya hanya bowo yang melakukan hal tersebut, namun saya di belakangnya harus tetap bisa di belakang Bowo alhasil kami bertiga pun saling salip-menyalip satu sama lain yang mengakibatkan boncengers nya Siska merasa parno dengan aksi yang kami lakukan. Demi keyamanan bersama aku pun memutuskan untuk tidak mengikuti cara main si Bowo yang naek motornya udah kayak setan. Karena kita juga awam dengan rute dari Bogor sampe Depok kami sempat kesasar sampai pada akhirnya menemukan rute yang sama yang kami lewati kemrin. Terpaut 10 menit kedatangan kami dengan kedatangan Bowo.
Sampai dirumah haries kita istirahat sejenak, ngopi sambil share foto yang ada di kamera nya haries.
Jam 22.00 kami balik dari tempat haries, aku mampir ke tempat sodaraku untuk sekedar numpang tidur sedangkan mereka berdua balik ke rumah masing-masing karena domisili mereka di Jakarta.
Paginya aku bangun dan kaget setelah melihat ternyata pelek belakang ku udah penyok L emang bener dah trek nya sukabumi bener-bener ancur dan banyak lobang. Tapi pada umumnya hal-hal seperti itulah yang menjadikan kenangan dalam setiap perjalanan. Kunikmati perjalanan itu dengan penuh suka cita dan kebersamaan dengan yang lain.
Selesai.