Pendakian aselole gunung Gede
26-28 April 2013
Puang kuliah jam 9 malem langsung
aja bergegas menuju terminal kampung
rambutan. Perjalanan dari Cikarang ke Jakarta membutuhkan waktu kurang lebih 1
jam di malam hari dengan estimasi jalanan yang sepi dan juga lancar tanpa ada
macet. Sekitar jam 10.15 aku tiba di terminal kp. Rambutan, keparkirkan motor
ku di pintu masuk terminal kp. Rambutan. Penjaga parkir udah tau pendaki yang
ingin menitipkan motornya di kp Rambutan. Ketika sampai disana langsung ku parkirkan
motor dan menitipkan helm, dan biasa dikenakan tarif Rp 20.000 dari mulai jumat
malem sampai minggu malem. Selesai urusan parkirnya langsung aja menghubungi
anak-anak yang lain, ternyata oh ternyata baru mas Bayu yang udah stand by di
depan terminal. Sementara novi CS sedang makan sedangkan rozi CS baru tiba tak
berapa lama setelah aku tiba disana.
setelah semuanya berkumpul dan selesai berkenalan satu sama lain, akhirnya kita berangkat ke Cibodas menggunakan bus Doa Ibu. Tarif dari terminal kp. Rambutan ke Cibodas biasanya Cuma Rp 15.000 dengan jarak tempuh yang memakan waktu kurang lebih 2 – 3 jam.
setelah semuanya berkumpul dan selesai berkenalan satu sama lain, akhirnya kita berangkat ke Cibodas menggunakan bus Doa Ibu. Tarif dari terminal kp. Rambutan ke Cibodas biasanya Cuma Rp 15.000 dengan jarak tempuh yang memakan waktu kurang lebih 2 – 3 jam.
Sleeping Time
Jam 11.30 kami berangkat dari
terminal kp. Rambutan menuju Cibodas, sekitar jam 02.30 pagi kami tiba di
pertigaan Cibodas. Sebelum kami naik ke atas, menuju ke atas kami sempatkan
untuk membeli logistik yang belum lengkap seperti minyak, nugged, dan juga air
minum. Setelah semua di rasa cukup dengan menggunakan angkot kami menuju
pelataran parkir taman Cibodas. Untuk kemudian kami tiba di depan warung kang
iddi dan singgah disana untuk rebahan sambil menunggu pagi. Untuk rebahan
disana kita akan dikenakan biaya sebesar Rp 5000/malam/orang. Disana kami
rebahan untuk istirahat dan juga repacking kembali barang bawaan kami. Akhirnya
sekitar jam 5 pagi setelah selesai sarapan dan sholat subuh, kami berangkat
untuk menuju pos registrasi dan selanjutnya trekking menuju pos kandang badak
pos yang kami gunakan untuk mendirikan tenda.
Sebelum Perang :)
Sekitar setengah jam kami
berjalan untuk menuju pos registrasi dari pelataran parkir taman cibodas.
Sampai disana segera aku menyerahkan tiket masuk dan yang lainnya. Oh ya disini
nanti kita akan ditanya tentang peralatan yang kita bawa, apabila membawa pisau
dan gunting atau yang lainnya selagi itu benda tajam tidak boleh di bawa sampe
keatas. Dan juga yang membawa sabun, sampo, dan odol bisa dititpkan di pos ini.
Setelah selesai mengurus perijinan kami melanjutkan menuju pos pertama di pos
Cibeureum, sampai disana kita bertemu dengan rombongan kang Denz yang berjumlah
hingga 40 orang. Hmm, jumlah yang tidak sedikit. Sampe pos cibeureum ketemu
rombongan kang denz. Istirahat sebentar disana sembari mengobrol dengan yang
lain, disana juga ketemu sama kang Jo temen nanjak papandayan kemaren he he.
Ternyata dunia tuh sempit yakk, tiap kali jalan pasti ketemunya itu lagi itu
lagi bosen jadinya ha ha ha. Setelah selesai istirahat kami melanjutkan
perjalanan trekking menuju Kandang badak.
Di perjalanan mbak nunu dan nurul
kuadrat mulai terlihat drop. Sempat mereka merengek ingin turun lagi, dan
selalu bertanya masih berapa lama lagi kita sampai disana. Maklum lah, mereka
kan baru pertama ini hiking. Jadi aku dan yang lain mencoba untuk menyemangati
mereka untuk tidak putus asa, sekaligus sedikit memberikan “harapan palsu”.
Muka-muka Galau :-p
Lalu setibanya kita di pos air panas, kita mencoba untuk sejenak melepas lelah,
sembari membuka camilan yang ada. Lumayan untuk tambah tenaga, di situ kami
mencoba untuk membagi 2 tim 1 tim dibelakang menemani yang lain dan 1 tim lagi
duluan untuk menuju kandang badak sekaligus nge take tempat untuk mendirikan
tenda. Karena melihat kondisi yang lain sudah mulai kelelahan dan faktor jumlah
pendaki yang tidak sedikit. Akhirnya tim yang duluan ke kandang badak yaitu
saya dan mas Bayu. Segera kami berdua meninggalkan yang lain untuk menuju
kandang badak. Awal perjalanan kami masih segar, tapi begitu tiba di kandang
batu dan mulai naik ke atas badan terasa lemas. Kami lebih sering beristirahat,
hingga pada akhirnya kami membuka logistik yang ada untuk makan siang. Baru
kami masak mie, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Segera kami
menyelamatkan carier dan mendirikan fysheet untuk berteduh dan juga masak.
Setelah kami masak, tak disangka ternyata tim 2 yang tadi kami tinggal telah
tiba di tempat kami memasak. Langsung saja kami buatkan air panas dan susu
untuk mereka supaya bisa menghangatkan badan mereka. Selain itu kami juga
membuat bihun sebagai santap siang kami. Hujan reda, kami packing kembali dan
segera melanjutkan perjalanan. Ternyata pos kandang badak tidak terlalu jauh dari
tempat kami beristirahat. Hanya 30 menit kami berjalan, akhirnya tiba lah kami
di pos kandang badak. Ternyata disana sudah ramai dan penuh oleh tenda
pendaki-pendaki yang telah tiba duluan disana. Segera kami mencari tempat yang
cukup untuk mendirikan keempat tenda kami, kudirikan satu tenda untuk yang
cewek ganti baju nya yang basah. Hingga tak berapa lama brando datang dan
memberi tahu kami tempat yang pas untuk mendirikan tenda. Akhirnya berdasarkan
rundingan bersama, kami memutuskan pindah ke tempat yang lebih aman dengan
pertimbangan faktor tanah dan juga cuaca. Karena tempat yang kami dirikan
tenda, tempatnya miring dan bila hujan tiba ditakutkan tempat tersebut menjadi
aliran air. Semua yang laki-laki segera membawa tenda yang belum sempat
didirikan, kami membawa tiga tenda dan yang perempuan stay ditenda untuk ganti
pakaian. Selesai kami mendirikan tenda hujan pun turun dengan derasnya,
akhirnya kami semua masuk dalam tenda masing-masing untuk berteduh. Lama kami
menunggu hujan, hingga pada akhirnya mas bayu turun ke bawah dan membawakan
kami nasi uduk. Lumayan lah untuk menambah energi. Kami pun segera menyusul
yang lain ke bawah dan membawa semua perlengkapan yang ada di bawah termasuk
bongkar tenda yang telah kami dirikan tadi. Akhirnya jam 6 sore kami pun
selesai mendirikan tenda dan bersiap untuk masak-masak.
Ibu-Ibu PKK
Akhirnya malam itu kami habiskan
untuk masak-masak ria dan juga berbincang dengan yang lain hingga pada akhirnya
kami terlelap dalam tenda kami masing-masing. Sekitar jam 4 pagi kami bangun, ternyata
masih hujan hingga kami pun melanjutkan kembali untuk tidur dan menunggu hujan
reda. Hujan reda sekitar jam 7 pagi, semuanya keluar dari tenda dan masak
sarapan pagi untuk persiapan summit. Setelah semuanya sarapan dan packing di 1
daypack yang berisi air dan makanan. Akhirnya mereka berangkat dan menyisakan
aku untuk menjaga tenda. Tadinya mau ditinggal semua, tapi riskan juga akhirnya
aku jadi volunteer untuk jaga tenda. Selagi mereka jaga tenda aku sendiri masak
semua logistik yang ada supaya pas turun tidak terasa berat membawa kembali
logisik yang ada. Pagi itu aku sendiri memasak nasi, mie, sayur yang kucampur
dengan telor, dan juga sosis goreng. Pagi itu aku ternyata tidak sendiri, ada
tupai dan juga seekor burung yang aku sendiri tidak tahu itu burung apa. Cuek
aja, selagi kita tidak mengganggu pasti mereka juga tidak akan nge ganggu.
Mencoba untuk bereksplorasi
dengan bahan-bahan yang ada he he. Supaya ketika mereka tiba semuanya sudah
siap dan tinggal santap. Toh supaya tidak memakan waktu lagi ketika mereka
datang harus masak lagi untuk santap siangnya. Selesai masak, kutinggal
istirahat lagi ditemani musik dari handphoneku hingga akhirnya aku pun terbawa
suasana pagi itu yang sejuk dan akhirnya terlelap. Sekitar jam 12 siang
akhirnya mereka tiba di tenda istirahat, makan, dan juga sambil menceritakan
kembali pengalaman mereka selama di puncak tadi. Selesai makan kita bongkar
tenda dan packing ulang.
Hasil mereka muncak
Sekitar jam 14.50 akhirnya kami pun turun ke cibodas
dan sebelumnya kami berdoa dulu untuk keselamatan kami dijalan. Untuk jalur
turun ini kami tidak menemui masalah apa pun, mbak nunu dan nurul yang pas
berangkat terlihat tidak bersemangat kini mereka turun dengan raut wajah yang
gembira dan suka cita setelah terhipnotis oleh eksotisme puncak gunung gede.
Dari kandang badak ke pos kandang batu kami lewati dengan lancar, hingga tiba
di pos air panas kami harus mengantri untuk melewati pos ini. Dikarenakan
banyaknya pandaki dan trek nya juga lumayan licin sehingga para pendaki harus
berhati-hati untuk melewati air panas ini.
Akhirnya nongol juga
muka-muka ceria
Namun itu semua tidak menjadi
kendala berarti buat kami, kami saat itu turun dengan penuh keceriaan. Karena
sudah berhasil menaklukkan puncak gunung Gede kecuali aku sendiri he he he.
Setelah pos air panas kami beristirahat sejenak hingga pada akhirnya kami
kembali melanjutkan perjalanan. Di sana aku sempat bertemu pendaki termuda yang
aku temui disana, sempat aku minta foto dengannya bersama ayahnya juga. Salut
aku melihat kegigihannya untuk menuju puncak, yang ada diwajahnya hanya lah
wajah keceriaan walaupun wajah ayahnya tak seceria anaknya ha ha. Ayahnya
terlihat mengalami cedera di kakinya. Tapi aku salut dengan bapak dan anak ini.
Aku pun masih belum terpikirkan untuk mengajak serta adikku terjun ke hobbi ku
naik gunung ini.
Agak nge blur . . .
Sebelum sampai di pos cibeureum
tiba-tiba kakinya yana terkilir hingga membuatnya terjatuh. Beruntung saat itu
ada pendaki lain yang bisa memijat. Yana pun dipijat kakinya dan diolesi salep
otot. Hingga sekitar pukul 18.00 kami tiba di pos cibeureum, dan beristirahat
disana sekalian menunggu maghrib. Dan sekitar pukul 18.30 kami melanjutkan
perjalanan kembali. Saat itu sudah banyak yang lelah dan drop. Hingga novi dan
yana harus di dampingi. Dan saat itu aku berinisiatif membawakan daypack nya
yana karena melihat kondisinya yang tidak memungkinkan turun dengan membwa
beban yang berat. Akhirnya aku tinggal mereka di belakang, dan aku pun tiba
dibasecamp sekitar pukul 20.00 disana sudah ada mbak nunu dan yang lain telah
menunggu. Langsung kuturunkan carier dan daypack nya yana segera aku melapor ke
pos TNGP hingga tak berapa lama yana dan yang lain telah tiba dan bergabung
dengan kami. Ternyata semua peserta perempuan mempunyai problem yang sama
dengan kaki mereka masing-masing. Yaitu kakinya lecet hingga jalannya pun
seperti orang yang pincang ha ha ha. Istirahat kami disitu cukup lama untuk
memulihkan tenaga dan tak disangka handphone nya rozi juga jatuh dan hilang
ketika turun ke bawah. Tapi pada akhirnya kami pun segera turun ke pelataran
parkir cibodas dan segera pulang mengingat waktu nya sudah larut malam.
Pengalaman yang mengesankan,
semuanya tentang perjalanan ini, jatuh bangun, kehujanan, kedinginan, rasa
lelah dan letih tidak sebanding dengan apa yang kita raih. Dari perjalanan ini
kita belajar untuk membangun sebuah keluarga kecil, membangun kebersamaan yang
terjalin selama perjalanan, dan tentunya juga bagaimana kita bisa mengontrol
ego kita masing-masing.
Selesai.