8 July 2014

Subaru All Wheel Drive Challenge

 Merasakan sensasi teknologi AWD pada mobil berpenumpang.


pembukaan acara Subaru AWD Challenge.by Rizki Syahmanda
PT. TC Subaru sebagai distributor resmi Subaru Indonesia mengadakan event Subaru All Wheel Drive Challenge di Tribeca Park, Central Park Mall, Jakarta Barat mulai tanggal 27 sampai dengan 29 Juni 2014.

Teknologi All Wheel Drive merupakan teknologi yang bisa memberikan daya gerak kepada semua rodanya. Salah satu keunggulan dari teknologi All Wheel Drive adalah cocok disegala medan, karena berkat teknologi All Wheel Drive yang mengalirkan traksi ke semua rodanya, mobil dengan teknologi AWD mempunyai akselerasi yang tinggi, sehingga tetap nyaman pada jalanan aspal maupun beton, becek dan berlumpur. Dan jangan khawatir ban selip jika melewati medan berlumpur, karena berkat teknologi penggerak 4 rodanya, ban yang didepan bisa bergerak sehingga tak perlu didorong ataupun ditarik.

Subaru merupakan yang pertama didunia yang memperkenalkan mobil berpenumpang dengan teknologi AWD (All Wheel Drive) sejak tahun 1972 dan menjadi pelopor di Jepang untuk mobil station wagon berperfoma tinggi yang mengkombinasikan mesin bertenaga turbo dengan sistem AWD. Subaru telah menyempurnakan dan menyelaraskan sistem AWD, untuk menciptakan sistem AWD yang simetrikal yang dapat mengoptimalkan kenyamanan dan keselamatan berkendara.

Untuk itu PT TC Subaru sebagai distributor resmi Subaru di Indonesia menyelenggarakan “Subaru All Wheel Drive Challenge” yang diadakan di Tribeca Park, Central Park Mall, Jakarta Barat mulai dari tanggal 27 sampai dengan 29 Juni 2014. Event ini mengajak masyarakat yang ingin merasakan sendiri bagaimana kelebihan teknologi All Wheel Drive pada mobil berpenumpang. Karena biasanya teknologi penggerak 4 roda hanya terdapat pada mobil-mobil tertentu dan biasanya ditujukan untuk lintasan off road.

Dalam event kali ini, penyelenggara menyiapkan mobil Subaru untuk melakukan test drive melalui 4 rintangan, yang terdiri dari : Cross Rollers, Shell Pits, Side Ramp, and Slip Rollers, rintangan-rintangan ini memberikan simulasi kondisi jalan yang sulit dilalui seperti jalan yang licin dan tidak rata. 
Side Ramps

Cross Rollers

Shell Pits

Slip Rollers dok by Rizky Syahmanda
Event ini sebelumnya telah diselenggarakan di beberapa negara Asia seperti Malaysia, Filipina, Vetnam, juga Taiwan dan mendapatkan respon yang positif dari pengunjung. Selain itu, dalam event yang digelar dari tanggal 27 sampai 29 Juni 2014 ini juga turut menghadirkan produk dari Subaru yaitu Crossover Subaru XV dan juga WRX STI yang bisa dilihat pengunjung di Lumina Atrium.

4 July 2014

Baduy Dalam : Peradaban modern yang tidak termodernisasi



Tugu desa Ciboleger dok by Reza Zulfahmi


Kali ini gw akan bahas tentang suku Baduy Dalam, tentang keunikannya, lingkungannya, penduduknya, adat-istiadatnya, dan kemodernitasannya serta kepatuhan penduduknya terhadap hukum adat. Yukk mariii kita menelisik kearifan suku baduy dalam.

Bagi mereka yang tinggal di Jabodetabek mungkin udah gak asing lagi ama suku Baduy Dalam yang terletak di desa Kanekes, kecamatan Leuwi Damar, kabupaten Lebak, Banten. Baduy sendiri terbagi lagi menjadi 2 yaitu baduy luar dan baduy dalam. Kehidupan suku baduy luar sama halnya seperti desa-desa pada umumnya, mereka sudah bisa membaur dengan dunia luar disekitar tempat tinggal mereka. Selain itu mereka juga sudah menggunakan listrik untuk kehidupan sehari-hari. Namun mereka tetap menjadi bagian dari suku baduy, hal ini terlihat dari pakaian yang mereka pakai dan juga struktur bangunan rumahnya. Mayoritas suku baduy, baik itu baduy luar dan baduy dalan bermata pencaharian sebagai petani.

Suku baduy dalam, letaknya masih sulit dijangkau oleh kendaraan oleh roda dua maupun roda 4, jadi untuk menuju kesana kita harus berjalan kaki menelusuri jalan setapak serta naik turun bukit. Terdapat 3 desa di baduy dalam yaitu desa Cikeusik, Cikatawarna, dan Cibeo. Biasanya bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke desa baduy dalam, mereka akan menginap di desa cibeo. Hanya desa cibeo yang bisa digunakan oleh wisatawan untuk bermalam. Ada 2 akses untuk menuju baduy dalam, yaitu via desa Ciboleger dan desa Cijahe. Biasanya kebanyakan orang memilih akses via Ciboleger dan pulang Ciboleger lagi dengan waktu tempuh yang lebih lama, berbeda kalo kita lewat Cijahe tidak menghabiskan banyak waktu. Tentu keduanya memiliki keurangan dan kelebihan masing-masing.

Suku baduy dalam ini masih memegang teguh adat istiadat leluhur mereka, mereka memang tidak mempunyai hukum tertulis, namun aturan tersebut berbentuk lisan yang diwariskan oleh leluhur mereka, dan mereka menyadari itu. Contohnya saja aturan tidak boleh menaiki kendaraan untuk bepergian, baik itu sepeda, becak, andong, motor dan mobil apalagi. Bahkan untuk ke Jakarta saja mereka jalan kaki dari desa Kanekes sampai Jakarta. Coba bayangin kalo kalian, gw yakin pasti lebih milih naik motor, nebeng, atau yang lainnya kan. Kalo dipikir-pikir ketika mereka tidak berada di baduy dalam kan seorang Pu’un pun pasti gak akan tahu kalo kita melanggar atau tidak. Tapi nyatanya mereka tidak terpengaruh sama sekali, mereka tetap teguh pada adat mereka. Sekalinya mereka melakukan kesalahan walaupun itu terjadi di luar lingkungan baduy dalam dan dalam keadaan yang darurat mereka akan tetap mengakui kesalahan mereka sendiri dan akan menerima sangsi dari Pu'un.



Dengan penduduk suku Baduy dok by Siti Hartinah Putri

Pu’un adalah kepala suku baduy dalam dan baduy luar. Jabatan pu’un ini biasanya diwariskan turun-temurun. Selain pu’un ada juga yang namanya Jaro. Suku baduy mempunyai beberapa Jaro, ada Jaro Tangtu yang bertanggung jawab atas pelaksanaan hukum suku baduy. Jaro Dangka yang bertugas menjaga keutuhan tanah leluhur didalam dan diluar desa kanekes. Lalu adalagi yang namanya Jaro Pamarentah yang bertugas menjaga hubungan antara masyarakat Baduy dan Pemerintah provinsi Banten. Kalo kita analogikan Pu’un itu sebagai presiden sedangkan Jaro adalah para menteri yang bertugas membantu kerja Presiden. Tuh kan, meskipun bukan suatu negara atau wilayah yang berkedaulatan. Tapi sistem yang mereka bangun sejak dulu seperti sistem pemerintahan pada umumnya. Entah mereka belajar darimana, mungkin kali ya sistem pemerintahan yang dianut oleh negara-negara maju nyontek dari sistem yang dianut suku baduy atau malah kebalik, tapi ya sudahlah hahaha.

Dan jangan salah, wilayah untuk suku baduy sudah ada perdanya sendiri. Jadi mereka diberi lahan oleh pemerintah, dan lahan tersebut tidak bisa diganggu gugat lagi oleh pihak lainnya. Mereka diberi kepercayaan untuk mengelola tanah leluhurnya. Maka dari itu bisa dibilang mereka aman oleh ancaman dari luar lingkungan mereka dan sebagai timbal baliknya setiap setahun sekali mereka membawakan sebagian hasil bumi mereka kepada pemerintah daerah sebagai bentuk terima kasih. Acara tersebut biasa disebut dengan Seba. Hasil bumi tersebut dibawa sendiri oleh suku baduy dengan berjalan kaki berbondong-bondong ke kantor pemerintahan.

Ketika kalian berkunjung ke baduy dalam, otomatis kalian harus menghormati adat istiadat setempat. Ibaratnya kalo kita bertamu ke rumah orang ya harus sopan harus tau aturan. Pantangan yang paling tidak boleh dilanggar bagi kita sebagai wisatawan adalah tidak boleh mengambil gambar diarea baduy dalam serta tidak boleh menggunakan sabun, pasta gigi, maupun shampoo. Terus kalo mau mandi gimana? Ya udah kalo biasanya kita mandinya ‘Take a Bath’ kalo disini kita mandinya ‘Take a Byurr’ langsung nyebur ke kali. Dan kalian gak perlu khawatir airnya kotor, bau, item, banyak sampah dan kekhawatiran lainya seperti yang kalian temukan di Jakarta dan sekitarnya. Suku baduy dalam ini sangat menjaga kelestarian lingkungannya. Karena dari situlah mereka bisa bertahan hidup, mereka benar-benar memanfaatkan apa yang sudah diberikan oleh alam dan seisinya. Termasuk tujuan dari kita tidak boleh menggunakan sabun untuk mandi adalah untuk menjaga sungai mereka agar tidak tercemar. Jangan lupa untuk membawa ikan asin sebagi oleh-oleh untuk mereka, mereka sangat suka sekali dengan namanya ikan asin. Itung-itung sebagai tanda terima kasih karena udah diizinkan bersilaturahmi.

Mereka sangat patuh dengan amanat buyut mereka ‘lojor teu beunang dipotong, pendek henteu menang beunang disambung’ artinya yang panjang tidak boleh dipotong, yang pendek gak boleh disambung. Jadi mereka benar-benar menggunakan apa yang telah disediakan disekitar mereka. Begitupun ketika ingin membangun sebuah rumah, mereka harus mengikuti kontur tanah yang ada, jadi ketika ada tanah yang tidak rata mereka tidak boleh meratakan tanah tersebut. Mereka akan selalu menyesuaikan dengan kontur alam yang ada disekitar mereka. Selain itu tata letak rumah didesa baduy juga terkoordinasi dengan baik, rata-rata rumah mereka saling berhadapan yaitu menghadap utara dan selatan. Bentuk rumahnya pun bisa dikatakan mirip satu sama lain. Ini yang gw maksud dengan terkoordinasi dengan baik, bahkan untuk membangun pemukiman mereka pun sudah ada aturannya, mulai dari mengambil kayu, memilih lahan, bahkan sampai bentuk rumahnya.
Rumah suku Baduy dok by Reza Zulfahmi
Dibaduy dalam jangan harap ada penerangan seperti lampu dan lainnya. Penerangan kita ketika dibaduy dalam hanyalah sebuah lilin. Hmm, meskipun begitu jika kalian berkunjung kesana kalian akan mendapatkan sambutan hangat dari msayarakat sekitar. Selain itu mereka juga menjunjung tinggi toleransi beragama. Mereka akan memaklumi ketika kita minta izin untuk sholat, malah mereka memberitahu kita arah kiblatnya. Kalian tidak perlu canggung ataupun khawatir.

Hal inilah yang menjadi daya tarik masyarakat baduy, ditengah gempuran teknologi dan kebudayaan yang menghegemoni masyarakat kita saat ini. Masyarakat baduy dengan kearifan lokalnya mencoba untuk mempertahankan warisan leluhur mereka dengan berpegang teguh pada aturan adat suku baduy. Mereka sangat terbuka dengan dunia luar, namun mereka tetap menjalankan aturan adat yang mereka pegang. Selain itu sistem yang sudah mereka bangun sejak nenek moyang mereka membuktikan peradaban modern suku baduy, namun tidak tergerus oleh arus modernisasi sekarang ini.